Untuk memenuhi persyaratan layak menjadi ajudan presiden, Kapolri harus menyeleksi 6 kandidat terbaik Perwira Polri.
Hasilnya, Kapolri Jend.Listyo Sigit Prabowo menyatakan Brigjen Ahrie Sonta Nasution adalah sosok yang pantas menjadi ajudan Presiden Prabowo yang baru dilantik Oktober tahun 2024 lalu.
Kapolri menjelaskan, Brigjen Ahrie dipilih setelah menjalani proses seleksi ketat bersama enam kandidat lainnya. “Beliau saat mengikuti tes dengan enam peserta lain dari Polri, yang terpilih adalah Ahrie,” ungkap Kapolri.
Usai menunaikan tugas selama setahun menjadi Ajudan Presiden Prabowo Subianto, Brigjen Ahrie Sonta menjadi satu dari 27 perwira tinggi (pati) Polri yang resmi naik naik pangkat menjadi Brigjen pada bulan Oktober lalu.
Kenaikan pangkat Brigjen Ahrie Sonta Nasution menjadikannya Jenderal termuda dari angkatan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2002.
Jenjang Karir
Menapaki karir dari bawah, Brigjen Ahrie mengemban tugas sebagai Kasat Lantas Polres Sidoarjo dan Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok. Karirnya semakin moncer setelah diangkat menjadi Sekretaris Pribadi Kapolri (Sekpri Kapolri Spripim Polri) dan bahkan mendapatkan kenaikan pangkat luar menjadi Komisaris Besar Polisi (Kombes) pada tahun 2021.
Siapa yang menduga, namanya kembali menjadi sorotan publik setelah ia terpilih sebagai ajudan Presiden Prabowo Subianto pada Oktober 2024, sebelum akhirnya pecah bintang menjadi Brigjen Pol.
Selain memiliki rekam jejak operasional yang fenomenal, Brigjen Ahrie Sonta juga dikenal unggul di bidang akademik. Ia berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Kepolisian pada tahun 2018, dan menjadikannya polisi pertama di institusi tersebut yang meraih gelar doktor di bidang Ilmu Kepolisian.
Selain meraih gelar Doktor Ilmu Kepolisian, dia juga telah menempuh berbagai pendidikan kejuruan di luar negeri, termasuk di Politie Academy Apeldoorn Belanda, Crime Scene Analysis by Visual Comparison di Munster, Jerman, dan di Joint Special Operation University, US Command Center, Tampa, Florida.
Brigjen Ahrie Sonta juga memiliki sejumlah prestasi yang mentereng. Pria kelahiran Bandung 2 April 1981 ini, pernah mengemban tugas dan terlibat dalam operasi penting di lingkup Polri. Diantaranya, dia terlibat dalam Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Operasi Nemangkawi di Papua dan merupakan bagian dari tim yang menangkap Djoko Tjandra di Malaysia terkait kasus korupsi pengalihan hak tagih (Cessie) Bank Bali.
Saat menjabat sebagai Kepala Unit II Subdit II Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Ahrie Sonta berhasil mengungkap kasus narkotika dalam jumlah besar.
Setelah terpilih sebagai ajudan Presiden Prabowo Subianto. Kini, ia menduduki posisi sebagai Penyelidik Pengamanan Internal Utama Tk II Divpropam Polri.
Peraih Gelar Doktor “Filsafat Etika” Pertama di Kepolisian
Brigjen Ahrie Sonta adalah perwira pertama dalam sejarah kepolisian yang berhasil meraih gelar doktor dalam Ilmu Kepolisian. Diketahui, disertasinya membahas model penguatan budaya etika di kepolisian tingkat resor. Melalui pendekatan habitus Pierre Bourdieu, Ahrie meneliti cara memperkuat etika kepolisian dengan mempertemukan agen (individu) dan struktur organisasi.
Penelitiannya menyoroti perlunya reformasi budaya di Polri yang belum sepenuhnya diterapkan pascapemisahan kewenangan dengan militer pada masa Orde Baru. Ahrie menjelaskan bahwa reformasi kepolisian harus mencakup tiga aspek, yaitu struktural, instrumental, dan kultural.
“Reformasi Kepolisian itu sendiri secara lengkapnya mencakup reformasi struktural, instrumental, dan kultural. Sejauh ini, reformasi struktural dan instrumental dinilai telah berhasil,” jelasnya.
Namun, di sisi lain, reformasi kultural di Polri menurut Ahrie masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara seperti Singapura, Hong Kong, dan New South Wales, Australia.
“Adapun negara-negara yang telah berhasil mengatasi masalah kultural ini misalnya Singapura, Hongkong dan kepolisian di New South Wales Australia,”jelasnya.
Ahrie menemukan tiga model dalam penelitiannya yang dapat memperkuat budaya etika, yaitu penguatan etika publik, struktur pengawasan, dan sosialisasi nilai.
Dalam penelitian, Brigjen Ahrie juga menemukan cara untuk menyatukan pertentangan antara agen dan struktur, memberikan pandangan baru terhadap cara mengelola organisasi kepolisian.
“Saya membangun model penguatan budaya etika kepolisian dengan pendekatan habitus, kemudian membedah kultural dengan mempertemukan agen (individu) dan struktur. Banyak penelitian sebelumnya justru mempertentangkan agen dan struktur,” tambahnya.
Solusi lain yang dia temukan adalah program penghargaan sebagai simbol rasa terima kasih kepada kepolisian dari masyarakat. Menurut Ahrie, penghargaan ini tidak hanya mengapresiasi peran polisi, tetapi juga dapat membangun hubungan yang lebih baik antara kepolisian dan masyarakat.
“Hal ini membangun hubungan civil society antara kepolisian dan masyarakat secara lebih baik, sehingga ada kontrol positif masyarakat terhadap potensi tindakan negatif yang dilakukan oleh oknum polisi,” katanya.
Sejumlah akademisi turut mengapresiasi pencapaian Ahrie. Cendekiawan LIPI, Hermawan Sulistyo, menegaskan bahwa pencapaian doktoral Ahrie merupakan tonggak penting bagi Polri.
“Produk doktor pertama ilmu kepolisian ini bisa menjadi role model polisi masa depan. Pengetahuan dan integritas akademik yang dipadukan dengan kemampuan teknis operasional lapangan akan membuat Dr. Ahrie Sonta menjadi model polisi masa depan,” ujar Hermawan.
CV Brigjen Pol. Dr. Ahrie Sonta Nasution,
Pendidikan
• Akpol (2002)
• Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (2008)
• Dikjur Pamen SDM Polri (2015)
• Sespimen Polri (2018)
Pendidikan Luar Negeri
• Politie Academy Apeldoorn (Belanda) (2007)
• Strategic Crime Scence Alaysis (2007)
• Crime Scene Analisys By Visual Comparison Munster Jerman (2007)
• Joint Special Operation University, Amerika Serikat (2015-2016)
• RSIS, NTU, Singapura (2017)
Jabatan
• Sekpri Kapolri Spripim Polri (2021)
• Kapolres Tanjung Priok
• Katimmonitoring Monitor Bagmin Robinopsnal Bareskrim Polri (2019)
• Pamen Ditresnarkoba Polda Metro Jaya (2019)
• Penyidik Madya Ditresnarkoba Polda Metro Jaya (2019)
• Kanit Subdit 2 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya (2018)
Jenjang Pangkat
• Kombes Pol (2021)
• AKBP (2020)
• Kompol (2014)
• Iptu (2006)
• Ipda (2002)
Penugasan Khusus
• Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Nemangkawi
• SAR Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Posko JICT II
Ungkap Kasus
• 70 Kg Sabu
• Sindikat Taiwan 1,6 Ton Narkoba
• Penyalahgunaan narkoba Millen Cyrus (Selebgram)
• Penyalahgunaan narkoba Anton (Drumer J-rock)
• Penangkapan Buronan Djoko Chandra di Malaysia
Tanda Kehormatan dan Penghargaan
• Satyalancana Bhakti Pendidikan
• Satyalancana Bhakti Nusa
• Satyalancana Bhakti Sosial
• Satyalancana Dharma Nusa
• Satyalancana Ksatria Bhayangkara (2021)
• Satyalancana Karya Bhakti (2020)
• Satyalancana Jana Utama (2020)
• Satyalancana Operasi Kepolisian (2019)
• Satyalancana Pengabdian
16 Tahun (2019)
• Satyalancana Bhakti Buana (2019)
• Satyalancana Pengabdian 8 Tahun (2013)



Posting Komentar