166gda5P8JBiWKJQtoENvT1q58drvJKqaLA2JGMe
Bookmark

Spiritual Awakening dalam Perkawinan

Oleh : Agus Widjajanto Soerjo Projo  

Jakarta, retorika.space~Dimasa depan secara fenomena Global yang sudah dimulai oleh masyarakat negara Maju, di eropa, Amerika, Jepang, Korea selatan.

Orang tidak lagi Menikah karena Faktor Usia, Faktor Status, Faktor ego, dan dorongan keluarga karena usia, tapi mereka menikah karena getaran keselarasan hati, vebrasi yang terpantul, yang lebih pada aura Cinta Sejati, karena secara perlahan timbul kesadaran akan Spiritual Awakening.

Semakin banyak pernikahan mewah karena status dan ego semakin banyak terjadi perceraian, bukan karena salah tapi pondasi terjadi perkawinan sangat rapuh, tidak ada vibrasi, getaran hati cinta sejati (Soulmate) 

Ketika Spiritual Awakening perlahan terjadi maka akan timbul kesadaran bahwa pasangan hidup bukan hanya sekedar status sosial, akan tetapi sudah merupakan cerminan jiwa perekat pada pengenalan semesta (Tuhan Yang Esa) dan belahan jiwa, yang tidak lagi bisa dipisahkan, yang merupakan tanda tanda terjadi nya harmonisasi Dunia Global memuju kedamaian 

Apa itu Spiritual Awakening, atau Kebangkitan Spiritual, adalah proses perubahan kesadaran dan pemahaman diri yang mendalam, di mana individu mengalami transformasi spiritual dan mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi.

Spiritual Awakening dapat diartikan sebagai

- Kesadaran akan diri sendiri: kesadaran akan identitas dan tujuan hidup yang sebenarnya.

- Kesadaran akan Tuhan: kesadaran akan keberadaan Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi.

- Kesadaran akan kesatuan: kesadaran akan kesatuan dan keterhubungan dengan semua makhluk dan alam semesta.

Proses Spiritual Awakening dapat melibatkan

- Pengalaman spiritual: pengalaman langsung dengan Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi.

- Refleksi diri: refleksi dan introspeksi diri untuk memahami diri sendiri dan tujuan hidup.

- Meditasi dan doa: praktik meditasi dan doa untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi.

- Pengubahan gaya hidup: pengubahan gaya hidup untuk mencapai keselarasan dengan nilai-nilai spiritual.

Tahapan Spiritual Awakening dapat meliputi

1. Kesadaran akan kebutuhan spiritual: kesadaran akan kebutuhan spiritual dan keinginan untuk mencari kebenaran.

2. Pencarian spiritual: pencarian spiritual dan eksplorasi berbagai praktik dan ajaran spiritual.

3. Pengalaman spiritual: pengalaman langsung dengan Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi.

4. Transformasi: transformasi spiritual dan perubahan kesadaran.

5. Integrasi: integrasi pengalaman spiritual ke dalam kehidupan sehari-hari.

Spiritual Awakening dapat membawa perubahan positif, seperti

- Kesadaran diri yang lebih tinggi: kesadaran akan diri sendiri dan tujuan hidup yang sebenarnya.

- Ketenangan dan kedamaian: ketenangan dan kedamaian yang lebih besar.

- Koneksi dengan Tuhan: koneksi yang lebih kuat dengan Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi.

- Keselarasan dengan alam: keselarasan dengan alam dan semua makhluk.

Proses untuk mencapai Spiritual Awakening biasanya harus melalui proses penggemblengan pengalaman pribadi, melalui kekecewaan, kepahitan dan akan timbul kesadaran untuk menemukan jati diri sendiri. 

Masalah klasik yang sering terjadi dalam pasangan modern saat ini adalah

- Perselisihan dan pertengkaran terus-menerus: Konflik yang tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan pasangan merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk berpisah.

- Masalah ekonomi: Tekanan finansial dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar dapat menyebabkan stres dan ketegangan dalam rumah tangga.

- Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT): KDRT masih menjadi masalah serius yang dapat menyebabkan pasangan merasa tidak aman dan memutuskan untuk berpisah.

- Kurangnya komunikasi: Komunikasi yang buruk dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik yang tidak dapat diselesaikan.

- Pengaruh budaya dan tekanan sosial: Norma budaya dan tekanan sosial dapat mempengaruhi dinamika pernikahan dan menyebabkan konflik. Termasuk adanya campur tangan oleh orang tua dan keluarga dikedua belah pihak selama dalam perkawinan.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, beberapa langkah yang dapat diambil adalah

- Edukasi pranikah: Memberikan edukasi tentang tanggung jawab dalam pernikahan, komunikasi efektif, dan manajemen konflik.

- Konseling pernikahan: Menyediakan layanan konseling pernikahan yang mudah diakses untuk membantu pasangan mengatasi permasalahan yang dihadapi.

- Penguatan ekonomi: Meningkatkan akses terhadap pekerjaan dan jaminan sosial untuk mengurangi tekanan finansial.

- Penghargaan terhadap kesetaraan gender: Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesetaraan gender dalam rumah tangga. Dan peran orang tua dan keluarga yang lebih bijak bahwa urusan Rumah Tangga adalah masuk dalam urusan Privat (Pribadi) yang tidak boleh di campuri oleh siapapun. 


Posting Komentar

Posting Komentar