Menurut Bhudi, Polda Metro Jaya akan melakukan koordinasi dengan Komdigi terkait maraknya konten video berbahaya yang bisa diakses anak-anak.
“Nanti kita akan korordinasi dengan Komdigi.Apakah ada tayangan semacam ini cocok dengan anak- anak,” harap Bhudi.
Bhudi menambahkan, masih ada 42 orang korban ledakan yang masih dirawat.
Mereka tersebar di empat rumah sakit, di mana pelaku peledakan dirawat di RS Polri Kramat Jati.
“Sampai siang ini Pukul 12.00 kami mengupdate jumlah korban yang masih dirawat ada 32. Kami sampaikan 32 orang, terdiri dari 13 orang di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih 17 orang di Rumah Sakit Yarsi Cempaka Putih, satu orang di Rumah Sakit Pertamina Jaya dan satu orang di Rumah Sakit Polri Klamat Jati,” jelas Bhudi.
Tidak hanya perawatan, Bhudi menambahkan, Polda Metro Jaya serta tim bedah hingga tim psikolog melakukan penanganan para korban.
“Tim psikologis Polda Metro Jaya dan SDM Mabes Polri bekerja sama dengan seluruh komunitas psikologis untuk bisa sama-sama membenahi bisa sama-sama mencari solusi memulihkan psikis,” ujar Bhudi
Mantan Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jaksel ini berharap kegiatan belajar mengajar akan berjalan normal lagi pada pekan ini.
“Harapan Bapak Kapolri dan Kapolda Metro Jaya diharapkan Minggu ini kegiatan operasional belajar mengajar sudah berjalan normal seperti sebelum kejadian itu harapan kita bersama.
“Pasca kejadian setelah penanganan olah TKP selesai dilaksanakan oleh Gegana dan Puslabfor Mabes Polri dan Polres Metro Jakarta Utara bersama masyarakat setempat melakukan pembersihan puing-puing dan bercak darah yang menempel di tembok,” pungkas Bhudi.
Seperti diketahui sebelumnya, ledakan terjadi ketika pelaksanaan shalat Jumat di Masjid SMAN 72 Kelapa Gading, Jakut, Jumat (7/11) lalu sekitar pukul 12.00 WIB.
Akibatnya, sebanyak 32 orang terluka. Polisi menemukan 4 bom rakitan yang sempat meledak dan 3 lainnya belum sempat meledak serta senpi replika.



Posting Komentar