Akun itu menayangkan beberapa slide foto disertai teks yang secara eksplisit menyebut nama dan menampilkan wajah Ruslan Israpilov sebagai pimpinan kelompok penculikan dan penyiksaan.
Tak berhenti di situ, akun lain dengan nama @fachwerk_domogatskogo, yang secara terbuka mengidentifikasi diri sebagai milik Sergei Domogatsky, juga memublikasikan unggahan serupa dalam bahasa Rusia.
Kedua akun tersebut dinilai menyebarkan fitnah dan menyerang reputasi Ruslan di ruang publik.
![]() |
Laporan tersebut telah diterima oleh Bareskrim pada 27 Oktober 2025 dengan nomor tanda terima STTL/529/X/2025/BARESKRIM..
"Ruslan menilai Unggahan itu bukan sekadar tudingan tanpa dasar tapi serangan pribadi yang merusak nama baik, integritas dan reputasi saya sebagai korban di mata masyarakat," kata Ruslan Israpilov, melalui keterangan tertulisnya kepada wartawan, Rabu (12/11/2025).
Ruslan juga menyoroti penggunaan nama akun "mr.terimakasih" sebagai bentuk ironi linguistik. Kata "terima kasih", yang semestinya bernada positif, justru diselewengkan menjadi kedok dari tindakan penghinaan dan fitnah.
Pelaku menggunakan simbol kebaikan untuk menyamarkan niat jahat. Ini bukan hanya pelecehan pribadi tapi juga ejekan terhadap nilai sopan santun dalam budaya Indonesia," kata pengusaha asal Rusia itu.
Lebih jauh Ruslan memaparkan telah lama berdomisili di Jakarta dan Bali, menduga Sergei Domogatskii melakukan serangan digital untuk menutupi skandal penipuan yang melibatkan dirinya dan sejumlah investor.
"Orang seperti ini bukan hanya mencoreng nama individu tapi juga merusak citra Bali dan Indonesia di mata dunia," ujarnya
Pemerintah Indonesia, lanjutnya, telah menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun reputasi baik di hadapan wisatawan dan investor. Namun, perilaku seperti yang ditunjukkan Domogatskii justru menggerogoti upaya tersebut.
Ruslan Israpilov memohon kepada aparat penegak hukum untuk segera menindak tegas Sergei Domogatskii yang diduga sebagai penyebar informasi palsu dan fitnah di media sosial.
"Sudah saatnya media sosial digunakan secara bertanggung jawab. Kebebasan berekspresi tak boleh dijadikan selubung untuk menghancurkan reputasi orang lain," tegasnya.




Posting Komentar